Show
TRIBUNNEWS.COM - Berkembangbiak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Sistem reproduksi berperan penting dalam proses perkembangbiakan. Manusia mempunyai sistem reproduksi yang harus dijaga kebersihan dan kesehatannya. Sistem reproduksi sangat rawan terhadap kelainan dan penyakit, sehingga harus dirawat kebersihannya. Baca juga: Perkembangbiakan Tumbuhan Paku: Vegetatif dan Generatif Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia 1. HIV/AIDS Penyakit AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem imunitas atau kekebalan tubuh penderita. Saat ini penyakit yang disebabkan oleh HIV ini lebih dikenal dengan istilah AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). HIV dapat ditularkan dari orang tua (yang terinfeksi) kepada anaknya melalui transfusi darah yang terinfeksi, ditularkan akibat gaya hidup yang tidak baik, seperti pergaulan bebas dan menggunakan jarum suntik untuk obat terlarang seperti narkoba. 2. Gonore (GO) Halodoc, Jakarta – Autoimun terjadi ketika antibodi mengalami eror sehingga yang seharusnya menyerang kuman malah menyerang sel-sel tubuh sendiri. Antibodi tubuh ini bisa menyerang sistem organ maupun organ spesifik, termasuk organ reproduksi. Siapa saja bisa terkena penyakit autoimun, tetapi wanita cenderung berisiko tinggi terutama di usia 20-50 tahun. Ini dikarenakan kadar estrogen yang dimiliki wanita dan fluktuasi hormon yang cenderung naik turun. Tidak ada pengobatan yang 100 persen bisa menyembuhkan autoimun, pola makan dan manajemen gaya hidup sejatinya bisa mengurangi gejala. Lantas, apa yang terjadi ketika penyakit autoimun menyerang organ reproduksi? Baca juga: 4 Penyakit Autoimun yang Langka dan Berbahaya Autoimun pada Organ ReproduksiSeperti yang sudah dijelaskan di atas, sistem kerja penyakit autoimun bisa menyerang satu atau bahkan beberapa organ sekaligus. Sama halnya bila menyerang organ reproduksi, bisa saja hanya menyerang vulva, tetapi juga bisa menyerang vulva dan ovarium. Ini juga termasuk infertilitas yang tidak bisa dijelaskan. Kondisi lichen sclerosus juga kerap terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang organ reproduksi. Tanda dari lichen sclerosus adalah kemerahan, gatal yang dahsyat, bercak putih, robek, dan melepuh pada area genital. Walaupun lebih sering terjadi pada wanita, tetapi pria juga bisa mengalami autoimun pada organ reproduksi. Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, penyakit peyronie juga bisa dipicu oleh kondisi autoimun. Biasanya, sistem kekebalan adalah cara tubuh melindungi diri dari infeksi dengan mengidentifikasi dan menghancurkan bakteri, virus, dan zat asing lain yang berpotensi berbahaya. Baca juga: 6 Jenis Penyakit Autoimun yang Umum Diidap oleh Pria maupun Wanita Pria yang memiliki penyakit autoimun dapat mengembangkan penyakit peyronie ketika sistem kekebalan menyerang sel-sel di penis. Kondisi ini dapat menyebabkan peradangan pada penis dan dapat menyebabkan jaringan parut. Pengobatan untuk Autoimun pada Organ ReproduksiSejatinya, selain mengobati penyakit yang terjadi akibat serangan antibodi tersebut, pengobatan penyakit autoimun berfokus pada pengendalian reaksi autoimun dengan obat imunosupresan. Kortikosteroid dapat digunakan untuk mengendalikan peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh. Pilihan pengobatan lain tergantung pada penyakit autoimun spesifik. Obat-obatan biologis, misalnya, sekarang umum digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis atau radang sendi jenis lain. Baca juga: Hati-Hati Gejala dan Faktor Risiko Terkena Penyakit Autoimun Hal-hal yang tidak bisa dianggap sepele adalah pengaturan pola hidup mulai dari:
Terkait konsumsi makanan sehat sebagai kebutuhan asupan nutrisi, vitamin D ternyata memiliki peranan penting untuk penyintas autoimun. Ini dikarenakan vitamin D dapat menunjang daya tahan tubuh. Ini termasuk juga pembentukan dan pertahanan tulang kuat. Dalam hal mengatur sistem kekebalan tubuh, vitamin D mempunyai peranan regulasi proliferasi dan diferensiasi sel yang membantu pencegahan sel kanker. Mengetahui kebutuhan asupan vitamin D pada penyintas autoimun, karenanya diperlukan pemeriksaan konsentrasi vitamin D setiap 3–6 bulan sekali. Jenis pemeriksaan kadar Vitamin D adalah D-25OH. Vitamin D tidak hanya bisa diperoleh pada makanan melainkan juga lewat paparan sinar matahari. Waktu terbaik untuk berjemur di sinar matahari antara pukul 9–12 siang. Jangan terlalu lama juga, sekira 10–15 menit saja. Posisi terbaik adalah dengan membelakangi sinar matahari untuk penyerapan maksimal. Kalau ingin tahu lebih banyak mengenai penyakit autoimun, bisa langsung tanyakan ke Halodoc. Dokter ataupun psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat. Referensi:US National Library of Medicine (2019). Ovarian autoimmune disease: clinical concepts and animal modelsAmerican Family Physician (2019). Non-Neoplastic Epithelial Disorders of the VulvaClinical Advisor (2019). Vulvar Lichen Sclerosus: Breaking the SilenceNational Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (2019). Penile Curvature (Peyronie’s Disease)Ilustrasi Foto Vagina (iStockphoto) 1. Vaginitis Vaginitis adalah Penyakit pada Sistem Reproduksi wanita dengan kondisi vagina yang mengalami infeksi. Infeksi pada vagina disebabkan oleh beberapa jenis mikroorganisme, yaitu seperti bakteri, jamur, dan parasit. Penyakit pada sistem reproduksi ini bisa menyerang vagina langsung atau melalui perineum. Penyakit vaginitis bisa disebabkan oleh jamur Candida Albicans, bakteri Gardnerella, parasit Trichomonas Vaginalis, dan virus. Penderita vaginitis memiliki beberapa gejala yang bisa diamati. Beberapa gejala penyakit vaginitis seperti nyeri hebat pada vagina, disuria, pruritas di vulva, ruam bibir vagina, edema vukva, vagina bau busuk, dan perdarahan vagina. 2. Condiloma Accuminata Condiloma Accuminata adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang disebabkan oleh virus yang tak asing lagi. Virus yang dimaksud adalah virus Human Papiloma. Virus tersebut juga merupakan virus penyebab kutil. Wanita yang mengalami penyakit condiloma accuminata sebaiknya segera diobati. Hal ini dikarenakan obat condiluma accuminta bisa berkembang menjadi kanker pada organ lainnya seperti rahim wanita. 3. Kanker ovarium Kanker ovarium juga termasuk ke dalam penyakit pada sistem reproduksi wanita. Penyakit ini berawal dari kista ovarium yang merupakan tumor jinak dan kecil di dalam rahim. Kista ovarium yang paling sering terjadi adalah kista dermoid, kista lutein, dan kista cokelat. Tumor jinak atau kista ovarium tersebut lambat laun akan berkembang menjadi semakin besar dan ganas yang menjadi kanker ovarium. Tumor ganas ovarium (kanker ovarium) dengan ukuran besar dapat menyebabkan kelainan letak janin. Penyebab penyakit kanker ovarium disebabkan oleh gaya hidup yang keliru, asupan, kurang olahraga, dan lainnya. Berhati-hatilah kamu jika memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur karena itu merupakan gejala dari penyakit kanker ovarium. 4. Kanker serviks Kanker serviks adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang juga umum terjadi. Penyakit ini disebabkan karena adanya sel-sel abnormal yang tumbuh pada lapisan epitel serviks. Sel abnormal tersebut akan terus tumbuh dengan ganas. Hal tersebut membuat jaringan yang ada di sekitar leher rahim jadi kurang berfungsi. Pengobatan kanker serviks umumnya dilakukan dengan mengangkat rahim, oviduk, ovarium, sepertiga dari vagina (bagian atas). 5. Kanker Payudara Kanker payudara adalah salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita. Meski pria juga memiliki payudara, namun penyakit yang satu ini lebih rentan menyerang wanita sebab jaringan lemak pada payudara wanita jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pria. |